![]() |
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Musa Benu, S.H. didampingi Ketua PGRI Kabupaten TTS, Yunus Misa, S.Pd. dan narasumber Wahid Aman, M.Hum. |
Badan pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten TTS menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bagi anggota, pada Sabtu, 24 Mei 2025 bertempat di aula SMAN 1 Soe. Giat workshop melibatkan 160 peserta perwakilan dari PGRI kecamatan di TTS.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Musa Benu, S.H. didampingi Ketua PGRI Kabupaten TTS Yunus Misa, S.Pd. dalam sambutan membuka kegiatan menyampaikan beberapa pokok pikiran. Menurutnya, Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kabupaten TTS pada 2024 masih di di angka 51 atau urutan 3 dari bawah. Tahun 2025 naik menjadi 55, tetapi masih tetap di zona merah. Target pemerintahan adalah mencapai SPM 60 dengan predikat tuntas muda. Kadis juga berterimakasih kepada pengurus PGRI kabupaten TTS yang bergerak menfasilitasi kegiatan ini.
Kadis PK juga menyentil tunjangan sertifikasi guru TK, SD, SMP bulan Desember 2024 yang belum dibayarkan. Hal ini disebabkan belum dianggarkan dalam APBD perubahan tahun 2024. Pemerintah akan tetap membayar hak tunjangan ini melalui SK carry over dan sedang dikomunikasikan dengan Kemendikdasmen.
Kegiatan workshop menghadirkan narasumber Wahid Aman, S.Pd.,M.Hum., widyaprada pada BPMP Provinsi NTT. Dalam paparannya, Wahid mengatakan bahwa landasan utama pendekatan pembelajaran mendalam adalah kemampuan literasi, untuk meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skill (HOTS).
Wahid juga menekankan relevansi pendekatan pembelajaran mendalam dan strategi pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka. Untuk itu, guru dituntut untuk membuat koneksi antar keduanya dengan mempelajari kedua konsep tersebut.
Sebagai narasumber, Wahid memulai workshop dengan elaborasi konseptual tentang pembelajaran mendalam dan dilanjutkan dengan kontekstualisasi mendesain perangkat ajar dengan pendekatan deep learning.
Posting Komentar