Suasana US berbasis project karya tulis di SMAN Kualin, Selasa, 16/4/2024


SMA Negeri Kualin di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), melaksanakan Ujian Sekolah (US) berbasis project melalui Sidang Ujian Karya Tulis Ilmiah pada Selasa, 16/4/2024. Kegiatan US melalui sidang karya tulis akan berlangsung selama satu minggu ke depan dan berakhir pada Selasa, 23/4/2024. Program ini  dilauncing pada Januari 2024 melalui rapat dewan guru. Dalam project ini, setiap siswa dapat meneliti atau mengkaji suatu topik pada mata pelajaran yang dipilih dan menulisnya dalam bentuk karya tulis ilmiah. 


Tahapan project ini telah dimulai sejak bulan Januari 2024, dan rampung pada 16 April 2024  yang ditandai dengan pelaksanaan sidang ujian karya tulis. Peserta didik kelas XII diberikan kebebasan untuk menulis hasil kajian secara individu maupun kolaborasi bersama beberapa siswa dan didampingi dua guru pembimbing. Dari 145 siswa, naskah karya tulis yang dihasilkan sebanyak 72 judul, dengan topik kajian tersebar merata di semua mata pelajaran. 

Kepala SMAN Kualin Weyanus Beti, S.Pd (berkacamata) dan Ketua Komite Joksan Nuban (tengah) 


Sidang ujian karya tulis ilmiah peserta didik SMAN Kualin dilaksanakan selama 60 menit, yang dibagi dalam dua sesi yakni presentasi oleh peserta didik dan tanya jawab bersama penguji. Setiap peserta didik baik individu maupun tim, didampingi oleh guru pendamping dan seorang guru penguji. Selama sidang ujian berlangsung, siswa lain yang belum mendapat jadwal ujian wajib berperan sebagai reviewer atas materi yang dipaparkan peserta ujian. 


Kepala SMAN Kualin, Weyanus Beti, S.Pd. mengatakan kegiatan US tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam kesempatan evaluasi setelah US hari pertama, Ia memberikan apresiasi kepada semua warga sekolah yang telah berpartisipasi aktif mendukung pelaksanaan US. 


Sementara Ketua Komite SMAN Kualin, Joksan Nuban yang hadir memantau jalannya US menilai, sidang karya tulis ini memiliki nilai tambah yang memotivasi peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Menurutnya, kegiatan ini patut dilaksanakan secara berkelanjutan.


Hal senada diungkapkan Yesri Hauteas, orang tua siswa yang hadir menyaksikan jalannya ujian. Ia memberikan apresiasi kepada manajemen sekolah, karena cara ini sangat membantu siswa untuk belajar menulis dan berbicara di hadapan banyak orang. “Anak sudah ada gambaran, ketika mereka menghadapi ujian di bangku perguruan tinggi”, tambahnya. 

           Peserta didik dihadapan penguji


Alvin Nenotek, salah satu siswa juga menilai ujian karya tulis ini sangat membantu, ketika siswa akan melanjutkan ke bangku kuliah. 


Beberapa hasil kajian siswa yang menarik antara lain, pada mata pelajaran bahasa Indonesia, siswi atas nama Esi Hauteas mengkaji naskah fiksi yang eksis di masyarakat Kualin tentang perkawinan antara seorang pria lokal dan gadis jelmaan Buaya. Dalam paparannya, Ia berhasil mengidentifikasi nilai-nilai positif yang dapat dipetik dari cerita tersebut, serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. 


Sementara pada mata pelajaran Sejarah, Putri Nalle mengkaji sejarah masuknya agama Islam di Oehani kecamatan Kualin. Untuk menulis hasil kajian mereka, Esi dan Putri mewawancarai tokoh masyarakat setempat, melakukan literasi digital dengan membaca bahan bacaan online, serta rutin berkonsultasi dengan guru pembimbing. 


Proses mengumpulkan informasi, mengolahnya dalam bentuk tulisan dan mengkomunikasikannya di hadapan penguji  dan siswa lain merupakan pengalaman belajar yang bermakna, karena siswa terlibat secara aktif. Inilah esensi pembelajaran berbasis project sebagai salah satu fondasi penerapan Kurikulum Merdeka. (Aba Nuen) 

 





 


2 Komentar

  1. Mantap Pak Guru.. Maju terus walaupun jaringan susah..

    BalasHapus
  2. Trimakasih kk, itu sudah kendala utama di jaringan.

    BalasHapus

Posting Komentar